Pemberian antibiotik yang tidak rasional menurut Menkes misalnya ketika dokter meresepkan pasien sakit flu, batuk, pilek biasa yang disebabakan oleh virus. Seharusnya pada kasus ini tidak perlu diberikan antibiotika.
Selain penggunaan pada manusia, Menkes menemukan fakta bahwa antiobiotika digunakan pada peternakan dan perikanan. Ini juga sangat berbahaya. Bahwa kita tahu penggunaan antibiotika baik di perikanan, peternakan, maupun di manusia yang tidak rasional dan tidak dengan dosis yang tepat lambat laun akan menyebabkan pada saat sewaktu-waktu kita membutuhkan antibiotika namun sudah tidak ada yang mempan lagi (resisten), terang Menkes.
Dalam kesempatan tersebut Menkes menceritakan kisah seseorang yang hampir resisten dengan semua obat antibiotika. Ibu muda berusia 28 tahun yang mudah sakit, tubuhnya mudah panas kemudian sembuh begitu berulang kali.
Beruntung ibu ini akhirnya bertemu dokter baik yang memeriksa darah pasien. Hasilnya mengejutkan, ternyata ada tujuh antibiotika sudah resisten. Hal ini disebabkan karena ia sering berpindah-pindah dokter. Kembali lagi ia beruntung, masih ada satu antibiotika yang bisa menolongya.
Diakhir cerita Menkes menyatakan bahwa dokter ini tak memberikan antiobiotika namun vitamin serta komponen-komponen lain untuk meningkatkan daya tahan tubuh didukung pemeriksaan laboratorium. Ibu ini pun berhasil sembuh.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak[at]depkes[dot]go[dot]id. – See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/201409240002/gunakan-antibiotika-dengan-rasional.html#sthash.XQLO6EpZ.dpuf